This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 30 Agustus 2023

STOMATITIS (sariawan)

 


A. pengertian

Sariawan atau stomatitis aphtosa adalah luka atau peradangan di bibir dan di dalam mulut. Luka ini dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Meski sering dianggap sepele, sariawan dapat terasa mengganggu saat penderitanya sedang makan, minum, atau bicara. 

Meski bentuknya serupa, sariawan dan herpes oral merupakan kondisi yang berbeda. Herpes oral umumnya terdapat di permukaan bibir, sedangkan sariawan terdapat di dalam mulut. Selain itu, herpes oral dapat menular dengan mudah, sedangkan sariawan biasanya tidak menular.

B. Penyebab dan Gejala Sariawan

Sariawan dapat disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari beberapa kondisi berikut:

  • Cedera, misalnya karena tergigit atau salah dalam menyikat gigi
  • Infeksi jamur, virus, atau bakteri di mulut atau di bagian tubuh lain
  • Penyakit autoimun, seperti lupus
  • Kondisi tertentu, seperti perubahan hormon, kekurangan nutrisi, stres, kebiasaan merokok, dan faktor keturunan

Sariawan bisa berbentuk oval atau bulat, berwarna putih atau kuning dengan tepian berwarna merah, dengan ukuran dan jumlah yang bervariasi.

C. Pengobatan dan Pencegahan Sariawan

Umumnya, sariawan tidak perlu diobati dan akan sembuh dengan sendirinya dalam 1–2 minggu. Pasien bisa melakukan penanganan secara mandiri di rumah untuk meredakan nyeri, misalnya dengan mengompres bagian yang terasa sakit dengan es batu.

Jika sariawan tidak juga membaik, pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter, agar mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan penyebab sariawan yang dialami.

Agar sariawan tidak muncul kembali, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, yaitu:

  • Menjaga kesehatan gigi dan mulut
  • Menyikat gigi secara teratur dan benar
  • Memeriksakan gigi dan mulut secara rutin
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang

PERIODONTITIS

 



1. Pengertian

Periodontitis adalah infeksi gusi yang merusak gigi, jaringan lunak, dan tulang penyangga gigi. Periodontitis harus segera diobati karena dapat menyebabkan komplikasi serius.

Periodontitis merupakan salah satu komplikasi dari radang gusi (gingivitis) yang tidak terobati. Jika kondisi ini terjadi dalam jangka panjang, jaringan di sekitar gusi dan gigi akan rusak sehingga menyebabkan gigi tanggal. Pada kasus yang parah, periodontitis dapat menyebabkan kemunculan abses atau kumpulan nanah di gigi.

2. Penyebab Periodontitis

Periodontitis bermula dari penumpukan plak di gigi. Plak ini terbentuk akibat interaksi sisa-sisa makanan dengan bakteri yang normalnya hidup di mulut. Jika tidak dibersihkan, plak tersebut akan mengeras dan membentuk karang gigi yang menjadi media bakteri berkembang biak.

Seiring waktu, bakteri di karang gigi tadi akan menghasilkan racun yang dapat menyebabkan peradangan dan iritasi gusi di sekitar gigi (gingiva). Jika tidak segera diobati, radang gusi tersebut dapat menyebabkan terbentuknya celah di gusi yang memisahkan jaringan gusi dengan gigi.

Celah tersebut menyebabkan bakteri dapat menginfeksi lebih dalam lagi sehingga merusak jaringan dan tulang di dalam gusi. Selain bisa menyebabkan gigi tanggal, radang gusi yang terus terjadi juga dapat melemahkan daya tahan tubuh.

3. Faktor risiko periodontitis

Selain radang gusi yang tidak terobati, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena periodontitis, yaitu:

  • Obesitas
  • Faktor genetik
  • Kekurangan nutrisi, termasuk vitamin C
  • Kurang menjaga membersihkan gigi dan mulut
  • Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau
  • Konsumsi obat-obatan yang mengurangi produksi air liur
  • Perubahan hormon saat menstruasi, masa kehamilan, atau menopause
  • Penyakit tertentu, seperti Down syndrome, penyakit Crohn, diabetes, dan rheumatoid arthritis
  • Kondisi yang menurunkan sistem imun tubuh, seperti menderita leukemia, HIV/AIDS, atau sedang menjalani kemoterapi

4. Gejala Periodontitis

Gejala periodontitis bisa beragam dan tergantung pada perkembangan peradangan yang terjadi gusi dan gigi. Namun, ada beberapa gejala atau keluhan yang umum dialami oleh penderita periodontitis, yaitu:

  • Nyeri saat mengunyah
  • Penumpukan plak dan karang pada gigi
  • Jarak antara satu gigi dan gigi lainnya terasa renggang
  • Gusi menyusut sehingga membuat gigi terlihat lebih panjang
  • Gusi berwarna kemerahan atau keunguan
  • Gusi terasa nyeri jika disentuh
  • Gusi bengkak dan mudah berdarah
  • Keluarnya nanah dari batas gigi dan gusi
  • Gigi goyang atau tanggal
  • Gigi sensitif
  • Napas berbau tidak sedap

Senin, 21 Agustus 2023

KARIES GIGI




1. PENGERTIAN KARIES

Karies gigi adalah kondisi di mana lapisan keras di luar gigi (email) terkikis oleh bakteri yang memproduksi asam. Hal ini dapat menyebabkan lubang kecil pada gigi dan dapat merusak jaringan gigi yang lebih dalam apabila tidak segera ditangani.

 

Karies gigi adalah masalah yang sebenarnya cukup umum terjadi pada banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.


2.PENYEBAB KARIES

Karies gigi terjadi ketika bakteri pada gigi menumpuk dan menimbulkan pembentukan plak, sehingga menyebabkan demineralisasi atau hilangnya komposisi mineral. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko karies gigi adalah sebagai berikut:

 

  • Mulut kering. Pada kondisi ini, produksi air liur di dalam mulut menjadi berkurang. Padahal, air liur dapat membantu mencegah kerusakan gigi dengan membersihkan sisa makanan dan plak yang menempel di gigi. Apabila produksi air liur menurun, maka tingkat asam dan bakteri di mulut akan meningkat, sehingga risiko gigi berlubang semakin besar.
  • Sering mengonsumsi makanan manis. Bakteri mendapatkan energi dari makanan manis yang masuk ke dalam mulut. Ketika sering mengonsumsi makanan manis, bakteri akan memiliki lebih banyak energi untuk menghasilkan asam. Selain itu, gula yang menempel di gigi juga mempermudah pembentukan plak dari bakteri.
  • Lokasi gigi. Sering kali gigi berlubang terjadi di area geraham karena area tersebut memiliki banyak celah yang membuat sisa makanan mudah menyangkut. Di samping itu, letaknya yang jauh di belakang sering kali membuat area ini sulit terjangkau sikat gigi, sehingga sisa makanan menumpuk lebih banyak.
  • Penyakit GERD. Penyakit ini dapat memicu karies gigi akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan. Asam tersebut dapat mengalir ke mulut dan menimbulkan kerusakan di lapisan enamel gigi.
  • Gangguan makan. Pasalnya, pengidap anoreksia sering kali melakukan diet secara ekstrem sehingga kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan gigi, seperti vitamin B, kalsium, dan zat besi. Sementara itu, pengidap bulimia kerap memuntahkan makanannya, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan sampai mulut dan memicu kerusakan pada gigi.
  • Faktor usia. Kondisi ini diketahui lebih sering terjadi pada anak-anak dan lansia. Karies gigi pada anak umumnya disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan manis. Sedangkan, karies gigi pada lansia dipicu oleh menurunnya kekuatan gusi akibat proses penuaan.


3. GEJALA KARIES 

Gejala karies gigi bisa saja berbeda pada setiap orang, tergantung dari tingkat keparahannya. Namun, beberapa gejala umum akibat karies gigi adalah sebagai berikut:

  • Mengalami bau mulut.
  • Nyeri pada gigi secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
  • Muncul lubang yang tampak jelas di gigi.
  • Gigi menjadi lebih sensitif.
  • Gigi terasa nyeri saat mengonsumsi makanan manis, dingin, atau panas.

4. CARA MENGATASI KARIES

Perawatan karies gigi bisa dilakukan dengan prosedur tambal gigi di dokter. Prosedur ini biasanya diterapkan pada kondisi karies gigi yang belum terlalu dalam dan parah. Tujuan tambal gigi adalah menutup karies agar tidak semakin menyebar ke bagian gigi lainnya.

 

Sementara itu, jika kondisi karies gigi sudah cukup parah, biasanya dokter akan mencabut gigi pasien. Tindakan ini merupakan solusi terakhir untuk perawatan karies gigi apabila pengobatan lainnya tidak efektif. Kemudian, dokter juga memberikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi.


Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya karies gigi adalah sebagai berikut:

 

  • Membersihkan gigi dengan sikat dan benang gigi, setidaknya dua kali sehari.
  • Berkumur dengan obat kumur yang mengandung fluoride atau menggunakan air garam.
  • Membatasi konsumsi makanan dan minuman manis.
  • Melakukan perawatan gigi dengan antibakteri.
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
  • Melakukan pemeriksaan gigi secara rutin setidaknya 6 bulan sekali.

 

Itulah penjelasan mengenai beberapa penyebab karies gigi dan cara mengatasinya. Karies gigi berpotensi menyebabkan kerusakan gigi yang lebih parah. Maka dari itu, apabila Anda mengalami keluhan terkait kesehatan gigi, segera konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter gigi agar mendapatkan penanganan secara tepat.